Hal Yang Berubah Setelah Gue Masuk Jurusan🧬🧪

Hai(lagi)!!!
Kali ini aku bakal bahas tentang perubahan pemikiran dan perilaku yang aku rasakan setelah aku masuk jurusan. 

Singkat cerita, kampusku adalah kampus yang harus melewati tahap satu tahun setelah ospek dan serentetan kegiatan lainnya untuk masuk ke jurusan. Akhir-akhir ini kerasa banget sih perbedaan pemikiran yang aku sendiri rasain. Sebelum masuk jurusan maupun setelah masuk jurusan mungkin kehidupan kayak sama aja sebatas teman makin mengerucut dan lain-lain. Pas baru awal-awal masuk juga aku dituntut untuk memilih circle pertemanan yang harus aku jalani. Ini semacam hukum alam yang tidak perlu dijelaskan lagi. 

Ya, disitu aku ada dalam kelompok bersama teman-temanku yang sering melakukan kegiatan bersama. Bukan semacam geng gitu sih aku mikirnya kayak teman sepermainan aja yang kebetulan kelasnya sering sama, kegiatannya juga. Jadi kemana-mana suka bareng gitu. Karena kelas di jurusan berlaku sampai lulus kerasa banget kalo sebenernya aku harus bisa menjadi teman yang sangat supel sehingga apapun aku bisa diterima dikelompok-kelompok yang ada. Singkatnya karena emang aku gamau mbeda-mbedain temen. Kebetulan banget aku menemukan kawan sepermainan (lagi) tanpa harus lepas dari kawan-kawan di kelompokku sebelumnya. Dan emang semesta tidak membohongi bahwa aku nyaman dikeduanya. Lalu temanku juga tidak merasa sungkan maupun berpikir buruk. 

Masalahnya adalah itu baru dua atau tiga kelompok yang mampu menerimaku. Ada suatu kelompok yang emang udah beda kebiasaan, beda kegiatan , dan paling beda diantara kelompok-kelompok lain. Dan aku gabisa maksa buat jadi seperti mereka dengan keadaan yang sebenarnya aku punya saat ini. Lalu bagaimana? Disini aku bener-bener ngerasa kalau Allah itu Maha Baik. Disuatu kesempatan, aku diajak untuk mengikuti kepanitiaan bersama mereka. Awalnya ragu, tapi lama-lama Why Not? Dan aku mulai bergabung bersama mereka. Tau gimana reaksinya?
Mereka terbuka dan tetap menerima di suatu organisasi itu. Meskipun di luar organisasi kedekatan kami tidak sedekat didalam forum , tetapi semua ini menyadarkanku. Sadar bahwa kita ngga bisa memaksa untuk ikut masuk dalam suatu golongan yang sejatinya bukan "kita banget" tapi kita juga ngga seharusnya mengklaim kalo kita gabisa bergaul sama mereka. Feedback yang aku dapet saat ini beneran kerasa jadi makin ngerasa punya teman. Mungkin emang ngga sedeket itu, tapi senengnya kita jadi bisa menyingkirkan pikiran negatif tentang "Mereka kan....." yang seolah-olah menyatakan bahwa kelompok mereka ngga baik. Padahal nyatanya cuma kita aja yang belum kenal. Pas udah pernah kerja bareng jadi makin paham kalo kita hanya butuh mengenal dari dalam bukan hanya kenal nama doang. 

Meskipun ada beberapa bahasan yang kadang ngga kita mengerti, ada beberapa topik yang mereka anggap sebagai rahasia kelompok, ada beberapa percakapan yang tidak sejalan bahkan seringkali tidak dianggap sebagai teman satu kelompok, semua itu tidak lantas membuat aku menjadi berprasangka buruk dengan klaim-klaim negatif melainkan, sekarang pikiranku jadi makin terbuka. Ternyata , supel emang bener-bener dibutuhkan. Bukan semata buat caper dimana-mana, tapi emang seharusnya kita bisa kemana-mana. Kalo bisa diterima di semuanya why not? 

Kehidupan terus berjalan dan ngga ada jaminan kita bakal stay sama satu kelompok itu terus. Pasti suatu saat boleh jadi kita membutuhkan kelompok lain, bahkan kita dibutuhkan? Siapa tau? 
Jadi, cobalah untuk memandang orang-orang dari sisi positifnya. 

Kehidupan di jurusan ini, membentukku tanpa disengaja.

Komentar