The Purpose of Life✨

Menginjak usia kepala dua bagiku dan bagi sebagian orang menumbuhkan pertanyaan seputar "Sebenernya apasih yang kita mau dan pengen kita dapetin?". Dan aku tidak membohongi keadaan bahwa nyatanya semakin usia bertambah tua aku semakin bingung perihal cita-cita. 

Semasa kecil, menyebutkan apa cita-cita yang ingin aku raih serasa gampang, tanpa berpikir panjang. Namun, semakin dewasa tersadar bahwa dunia itu mungkin sempit dalam ranah mengenal orang-orang tetapi dunia itu terlalu luas untuk dikejar. 

Sudah menginjak usia 20 dan dua tahun silam mendengar kata Ikigai untuk yang pertama kali lalu saat ini aku benar-benar mengerti pentingnya mencari jati diri. Sekilas, pernyataan "Ya udah lah liat nanti," lalu "Ya let it flow aja,". Iya bener, kadang kalimat itu menenangkan tapi hanya sesaat. Pikiran yang memaksa kita untuk memaksa diri kita mau mengaku tentang apa yang ingin kita kerjakan di kemudian hari. 

Oke, mari kita mulai. Ini bukan tentang diriku, tetapi ini tentang bagaimana caranya kita tahu apasih yang kita mau.
Mengenal diri sendiri memang benar tidak mudah. Tapi, mari kita coba.
Berawal dari aku sangat beruntung mendapat materi ini dalam suatu acara yang aku ikuti dulu. Setidaknya aku memiliki gambaran bagaimana diriku dan apa yang bagus untuk diriku menurutku. 

Dimulai dari pertanyaan :
Apa yang kita suka?
Apa yang kita kuasai?
Apa yang dunia butuhkan?
Apa yang ingin kita dapatkan?
Dan terlepas dari siapa kalian sekarang, cobalah kalian pahami pertanyaan diatas tanpa membatasi diri oleh status yang kalian sandang.

Pertama, apasih yang kita suka? Pertanyaan ini tidak sulit karena kita bisa menjawabnya dengan hobi yang kita miliki saat ini. Menulis, bernyanyi, menggambar, berolahraga, dan banyak yang lain karena jumlah hobi di dunia ini sangatlah banyak dan beragam. Apa yang kita suka juga berkaitan dengan apa sih yang ingin kita gali lebih dalam dan kita tertarik dengan hal itu? Contohnya seperti fashion, skincare, otomotif, seni lukis, video game, seni peran, dunia kesehatan, bahkan dunia hewan dan tumbuhan. Intinya pasti ada satu hal dari banyak hal di dunia ini yang bikin kita tertarik dan mau tau lebih dalam atau setidaknya kita mau berupaya untuk memenuhi keingintahuan kita tentang hal itu. 

Kedua, apasih yang kita kuasai. Banyak orang yang merasa tidak ada hal lebih yang ada pada diri sendiri. Tetapi, pasti ada satu hal yang kita punya dalam diri kita yang bisa membawa hal baik buat lingkungan. Misalnya kita baik dalam bernyanyi, baik dalam public speaking, baik dalam hal-hal berbau kesenian, atau kita memiliki bakat dalam memasak. 
Pasti ada hal yang kita kuasai entah itu berhubungan dengan akademik maupun non akademik. Percayalah, ada setidaknya satu hal baik yang tumbuh dalam diri kita sebagai manusia.

Ketiga yaitu apa yang dunia butuhkan? 
Untuk menjawab pertanyaan ketiga kita perlu kritis dalam memandang kondisi yang kita hadapi. Misalnya, di era pandemi seperti ini dunia butuh banyak volunteer untuk menyuarakan gerakan hidup sehat sesuai dengan protokol kesehatan. Lalu, semakin lama dunia membutuhkan banyak pekerja sosial untuk menyelamatkan ekosistem. Contoh lagi dunia lagi butuh banget orang yang mau mengantar kebutuhan mereka sampai di rumah jadi orang-orang bisa memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus pergi kemana-mana.
Banyak sekali yang dunia butuhkan, jadi kita pandai memilih dan menentukan apa yang saat ini benar-benar penting.

Selanjutnya adalah apa yang ingin kita dapatkan? Dari semua hal yang kalian ingin kerjakan di masa depan, apasih timbal balik yang ingin kalian raih? Misalnya kalian melakukan hal X karena ingin dikenal oleh banyak orang, kalian ingin memberi manfaat untuk banyak orang, kalian ingin mendapat bayaran dari usaha yang lakukan, atau mungkin kalian ingin mendapat pengakuan dari dunia Internasional?

Dari keempat pertanyaan diatas kita bisa memetakannya dalam bentuk diagram berikut.



Untuk memetakannya kita perlu menuliskan apa saja jawaban dari pertanyaan diatas sesuai dengan diri kita. Kita tidak boleh membohongi apa yang sebenarnya ada dalam diri kita. Setelah terjawab, kita dapat tahu apa ikigai yang kita punya. Ikigai ini berupa visi hidup kita yang akan membantu kita mencocokkan diri dengan apa yang ingin kita kerjakan di masa depan. 

Misal kita suka bercocok tanam dan kita punya kelebihan yaitu memiliki kemampuan public speaking yang baik. Saat ini dunia butuh banget konservasi lingkungan. Lalu kita pengen apa yang kita kerjakan dapat membantu orang banyak dan memberi kebermanfaatan. Salah satu contoh visi berdasarkan pernyataan diatas adalah : menjadi pribadi yang bermanfaat untuk mengelola lingkungan hidup agar ekosistem alami tidak tergeser keberadaannya. 

Sekilas mungkin tidak penting memiliki visi hidup, tetapi cara ini ampuh untuk menjawab pertanyaan yang seringkali bimbang apasih tujuan hidup kita. Bahkan ditengah pandemi ini banyak remaja yang menghabiskan waktu untuk membunuh pikiran mereka dengan menyesali hal-hal yang harusnya tidak perlu disesali. 

Setelah ada visi, kita tidak bisa menendang insecurity. Kita tau apa tujuan kita, kita tidak perlu membandingkan apa yang orang lain kerjakan dengan apa yang kita lakukan. Tujuan hidup masing-masing pribadi itu berbeda. Stop insecure dan overthinking pada hal-hal yang tidak perlu. Tantangan masa depan sudah dimulai. 
Para remaja yang mengklaim sebagai generasi milenial tentu belum terlambat untuk mencari jati diri melalui ikigai. Setidaknya ada sedikit pemetaan dan persiapan untuk masa depan. 

Dengan memetakan empat pertanyaan pokok diatas, setidaknya ada sedikit gambaran mengenai tujuan hidup yang sesuai dengan diri sendiri. Masa depan memang tiada yang tau, maka dari itu penting saat ini untuk kita mau mempersiapkan diri. Tantangan yang kita hadapi seolah-olah hanyalah menantang diri untuk tidak lagi menyalahkan diri akibat tak punya visi.

Sekian, sebuah interpretasi yang mungkin dan semoga bisa membantu kalian menemukan purpose of your life. 
ELD.

Komentar