Lalaimu~

Ada cerita dari seberang. 
Menarik.

Cerita ini bermula dari "Semudah itu".
Manusia memang tak mudah untuk melupakan hal yang membekas perih dihidupnya. Terlebih tak semudah itu melupa ingatan indah yang begitu istimewa. Kita tak bisa hidup hanya dengan keputusan kita sendiri. Akan banyak keputusan-keputusan dari belahan pihak yang akan kita temui. 

Ketika kita dipertemukan dengan seorang yang baik, yang mampu membuat kita nyaman, ada sesuatu yang kita sering lupa. Lupa untuk menjaganya. Kita akan tersadar bahwa kita lalai dalam menjaga ketika ia telah tiada. Lantas bagaimana? 

Jangan lalai!!!
Lalaimu akan membawamu pergi menjauh, sangat jauh. Lalaimu akan membuat luka yang tidak akan sembuh dengan mudahnya. Lalaimu akan sulit termaafkan. Lalaimu akan membawa lidahmu menusuk hati dan akhirnya tersakiti.

Jika sudah demikian mau apa?
Kembali?
Tidak semudah itu untuk menyapa (lagi), datang seolah-olah tidak berbuat salah, membawa tawa seolah tak pernah membawa luka, meminta maaf terus menerus hingga tak terhitung jumlahnya.
Ya, sudah termaafkan. Tapi apa? 
Semua tak lagi sama. Apa upaya yang dilakukan untuk memperbaiki rasanya sudah sia-sia sebelum bertindak. Niat baik memang tak disalahgunakan, tetapi kembali ke tempat semula sudah tidak diizinkan.

Mau menangis? Tangismu kini mungkin tak seberapa dibanding tangisnya dulu. Tangis terbuang oleh lalimu. Tangis kasih sayang yang kau sia-siakan. Tangis kesedihan yang timbul akibat hasrat sesaat. 
Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan adalah menerima, jangan memaksa. Tersadar bahwa saat ini semua sudah berbeda. 


"Kita memang tak akan pernah tahu apa dan bagaimana selanjutnya. Karena waktu tak dapat diulang, maka upayakan hal yang terbaik untuk siapapun orang yang ada di sampingmu sekarang."
ELD.

Komentar