MULUT TETANGGA(?)

Modern ini terlalu banyak perbincangan. Baik buruk ada, yang memandang perbuatan baik sebagai hal baik ada, yang membandang perbuatan baik sebagai hal buruk juga tak sedikit. 

Tuhan sudah begitu adil. Namun, ketika mata terbuka lebar, kaki dan tangan bergerak, terlebih mulut ikut andil dalam sebuah tindakan seluruh dunia bergemuruh. 

Warganet. Masyarakat. Orang biasa. Sangat mudah berpendapat. Baguslah, memang setiap orang memiliki kebebasan berpendapat. Saking bebasnya hingga tak tahu batasnya. Hidup itu penuh adab. Perkataan itu tajam. Menusuk hidung, telinga, mata, bahkan perasaan. 

Judulnya mulut tetangga. 
Bahasannya adalah perihal kata yang kita lontarkan. Silahkan berpendapat, berkata-kata, berekspresi sesuka hati, tetapi ingat, dibalik kata yang terlontar kepada makhluk bernama manusia ada konsekuensi. 
Sangat disayangkan ya jika di tengah gemerlam media yang beragam dibumbui dengan pendapat yang menyakitkan orang lain. Nyatanya banyak yang mengakui kalau berbicara sesuka hati itu melegakan. Sayangnya, jika tak dicerna akan menyakitkan. 

Kita hidup di dunia tak sendiri. Mulut-mulut tetangga selalu berbicara. Memenangkan topik seakan tau segalanya. Lucunya terkadang perkataan orang lain yang belum tentu benar menjadi juaranya. Menyebar cepat ditengah canggihnya sistem informasi. Menodai hati dengan kabar miring. 

Lantas bagaimana? 
Sadar, sadar diri. Singkatnya begitu banyak manusia yang ingin dihargai. Apapun itu, punya alasan sudah pasti. Dunia semakin maju, jangan sampai manusianya semakin buruk dalam berlaku. Berpendapatlah dengan baik melalui media yang tepat. Suarakan hal yang perlu disuarakan. Saring dulu simpang siur kabar yang datang. Jangan mudah berpraduga, jangan mudah termakan omongan yang sia-sia.

Ingat, raga semakin menua. Mau begitu-begitu saja? 
Malu, teknologi makin maju tetapi tingkahnya begini melulu. 
Sangat sederhana. Rawatlah semua kata-kata, lontarkan bila kau memerlukan, sembunyi jika memang perlu. Jangan sakiti manusia lain melalui rangkaian kata. Kita tak pernah tau kapan rasa sakit itu sembuh atau abadi dalam dada.


Komentar