Cuap-cuap Kehidupan Kampus

Kayaknya kali ini aku bakal cerita tentang kehidupan yang dirasakan oleh aku dan kawanku. Sekali lagi yang aku tuliskan hanya sekadar opiniku saja. 

Di kehidupan kampus ini, awalnya aku mikir kek yaudah lah ya jalanin aja. Ya, semester 3 udah berakhir. Temen-temen jurusanku makin kutau sifat dari mereka. Aku sadar kita hidup di kehidupan yang heterogen. Aku sadar dalam hal akademik masih banyak yang perlu aku benahi. Tapi, ada hal yang membuat aku bisa berpikir "oh seperti ini ternyata,". Ada hal yang mengganjal. Ada juga hal yang menyenangkan.

Jujur, aku sangat bahagia jika ada kawan yang menghargai adanya diriku. Wah, hal itu adalah satu dari berbagai alasan untukku bahagia. Menghargai adanya aku di dunia kampus yang keras ini seakan membuatku sadar bahwa aku ada. Hal-hal kecil seperti meminjam catatan dan meminta tolong untuk mengajarkan kadang hal itu membuatku senang. Aku sadar bahwa aku belum terlalu andal seperti yang lain. Ya karena memang ada yang lebih pandai. Tetapi, aku sangat senang ketika kawan-kawan menganggapku ada melalui hal tersebut. Ada kebahagiaan tersendiri. Terimakasih kawan. 

Mirisnya, untuk kaum golongan sepertiku ada saja orang yang suka memilih-milih teman. Mungkin dia berada pada circle yang sama, tetapi dia tak pernah mengajak aku dan beberapa kawanku yang lain untuk belajar bersama. Ya, simpel sih. Tapi kadang menyakitkan juga. Aku sangat memahami ini. Mengapa? Ya pasti setiap orang mau mendapat keuntungan. Tetapi terkadang, cara yang didapatkan salah. Hmm sulit ya dimengerti?
Singkatnya begini. Ada seorang kawan yang sangat suka belajar dengan orang lain tetapi ia tak suka mengajak orang-orang lain dalam arti hanya berpusat pada orang-orang yang dia anggap PINTAR saja. Ya, itu tak salah. Tetapi, hanya berkutat untuk mencapai keinginan pribadi tanpa mengingat kawan yang masih berada dibawah itu yang salah. Kita hidup ga sendiri. Jangan egois.


Disini aku cuma mau mengungkapkan keresahanku saja sih. Kadang aku khawatir, tapi ya buat apa khawatir? Aku punya banyak teman yang baik. Tak masalah apakah kawanku dianggap pintar atau bodoh. Kawanku adalah kawan yang mampu membawaku ke arah kehidupan yang lebih baik. Tak masalah bahwa orang mau bertindak seperti apa. Mereka punya hak. Tapi, tolong. Hargai setiap momen pertemanan. Karena kita tak tau, momen seperti apa yang membuat teman kita merasa tersisih. Nyatanya yang kita lihat hanyalah ketika teman kita bahagia? Benar?

Komentar