Ada Yang Terlewatkan

Ternyata tahun ini adalah tahun terakhir aku melihatnya. Ternyata lebaran kemarin adalah lebaran terakhir keluarga kami bersamanya. Ternyata Allah lebih sayang kepadanya. Ternyata aku merindukannya.

Ini adalah tulisan mengenai kerinduanku terhadap seseorang. 

7 Oktober 2019.
Rasanya hari berjalan seperti biasa. Kuliah, praktikum, pulang sore, lelah, belajar, makan. Seperti biasa. Saat itu aku sedang belajar. Kemudian ada pesan singkat dari kakak iparku. Agaknya dikalimat pembukaan aku sudah tau bahwa benar, salah satu keluargaku sudah dipanggil untuk menemui Allah swt. 

Bagaimana perasaanku? Wah, ternyata hal yang aku takutkan terjadi. Aku yang berada di tanah rantau ini dengan segala tugas yang harus dipenuhi tak bisa mengalah. Bagaimana lagi? Aku tak bisa pulang saat itu. Egois? Menurutku dunia kampus ini yag egois. Aku lemas. Suasana mendadak berbeda saat itu. Mengingat besoknya kuharus melakukan praktikum, aku tak bisa apa-apa. Sedih? Jangan ditanya. Sudahlah, aku mencoba ikhlas. Ikhlas :).

Aku tak tau bagaimana kondisi di rumah saat itu. Bagaimana ekspresi ibuku dan bapakku kala itu, bagaimana ekspresi nenekku dan saudara-saudara ibuku. Tapi, setelah semua berlalu ya sudah. Sudah terjadi. Allah punya rencana yang terbaik.

Hal yang aku bayangkan adalah ketika pulang nanti ada yang berbeda. Yang aku temui bukan lagi senyumannya melainkan pusaranya. Dia ditinggal sendirian di lahan dekat rumah nenek. Aku selalu memikirkan akan bermain-main bersamanya. Tetapi, melihatnya lagi saja aku sudah tak bisa. Suasanyanya pasti akan berbeda. Aku tak tau apakah aku mampu membendung air mata ketika aku datang menemuinya di pemakaman. 

Saat ini, dan kemarin. Aku selalu merindukannya. Maaf, aku selemah itu. Yang aku bisa hanya melihat foto mendiangnya saja. Aku yakin dia pasti disana sedang bahagia. Allah pasti memberinya tempat yang terbaik.
Oh jadi ini yang dirasakan teman-temanku ketika ada salah satu keluarga tersayangnya pergi. Wah, sedalam ini ya. Aku perlu belajar banyak dari mereka. 

Kepada kakekku yang jauh disana. Yang sangat jauh bahkan kutakbisa menggapainya. Aku sangat menyayangimu. Kuingat sekali kala itu kau baru pulang dari Tangerang dan wajahmu begitu bahagia pergi mengajakku ke kebun belakang rumah. Kumasih ingat kau sangat suka duduk di teras rumah. Kujuga ingat dikala aku ingin sekali minum air kelapa muda, kaulah yang selalu memetiknya untukku. Lalu, sepeda itu? Ah, kau selalu menggunakannya untuk bepergian. Aku terlalu sering melihat senyumanmu. Aku rindu. Lalu, kau suka sekali makan sayur lodeh. Kau juga suka sekali makan durian. Rasanya aroma badanmu saja aku masih tau. Coba saja jika ada waktu lebih lama sehingga kubisa melihatmu untuk yang terakhir kali di dunia ini. Wah, maafkan aku yang masih suka merindu. 

Doaku, semoga kau selalu bahagia disana. Karena aku yakin bahwa Allah sangat menyayangimu. Kami disini juga sangat menyayangimu. Tenang, cucumu ini sedang berusaha agar kau disana tersenyum bangga :)
I Love You❤

Komentar