MEMUPUK NASIONALISME BANGSA

Tadinya artikel ini merupakan tugas yang ingin saya serahkan kepada guru pengurus secata di sekolah saya. Namun berhubung saya mengikuti secata atau tidak jadi untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut jadi artikel ini saya simpan saja di blog ini. Semoga bermanfaat v: daripada saya hapus sia-sia yekan, ya meskipun ngga butuh waktu lama buat bikin tapi kalo dibuang sayang v:


NASIONALISME BANGSA MELALUI RASA CINTA

Sebagaimana kita tahu bahwa saat ini pengaruh budaya lain serta pengaruh globalisasi semakin pesat kita rasakan. Mulai dari budaya Korea yang sangat berpengaruh dalam kehidupan para remaja Indonesia hingga perkembangan berbagai produk luar negeri yang semakin canggih atau bisa dibilang menyaingi produk dalam negeri.

Untuk itu di sinilah kita harus menekankan rasa nasionalisme bangsa. Nasionalisme sangatlah penting untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa ini di tengah gemerlap perkembangan yang ada.
Kunci dari nasionalisme itu sendiri adalah rasa setia kepada tanah air kita. Kita harus senantiasa mendedikasikan penuh kasih sayang terhadap bangsa ini. Terutama karena kita tahu bahwa bangsa ini sangatlah memiliki banyak perbedaan antara satu dengan yang lain. Kita tidak boleh menganggap bahwa perbedaan itu adalah suatu halangan maupun hambatan, namun kita harus berpikir bahwa perbedaan itu merupakan suatu hal yang sejatinya menyatukan kita.

Di tengah gemerlap banyaknya pengaruh budaya asing, kita harus dapat memperkuat diri. Bagaimana  cara untuk memperkuat diri kita? Caranya adalah dengan mencintai bangsa ini. Menyukai hal-hal berbau Korea maupun Jepang atau bahkan Western boleh-boleh saja. Namun kita tetap harus tahu batasannya. Kita adalah Indonesia. Singkatnya begini, jika kita bersantai-santai dengan menyukai budaya asing lantas siapa yang akan mencintai budaya kita? Apakah orang asing?

Jika demikian apakah kita dapat mempertahankan budaya kita sendiri?
Kita harus bersatu melawan pengaruh budaya asing yang masuk. Kita tahu bahwa tidak semua budaya asing yang masuk adalah budaya yang baik bukan? Kita harus pintar memilih dan memilah mana yang sesuai dengan budaya kita dan mana yang harus kita hindari. Tanamkanlah rasa setia terhadap bangsa ini. Kita harus senantiasa mengingat bahwa bangsa ini tidak diperoleh dengan mudahnya. Dulu para pahlawan berjuang mempertahankan nyawa demi Indonesia merdeka. Untuk itu kita patut menjaga warisan para pahlawan dengan sepenuh jiwa.

Untuk memupuk rasa nasionalisme kita juga harus senantiasa mengingat bahwa Indonesia memiliki berjuta kekayaan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Lantas akankah kita tidak merasa bangga? Harusnya kita merasa bangga. Karena sekalipun Indonesia belum termasuk negara yang maju namun di sini tersimpan berlimpah ruah kekayaan yang nyata. Kita harus mencintai semua itu. Berawal dari sadar akan pentingnya nasionalisme itulah kita dapat kuat dan dapat mempertahankan bangsa ini. Selain itu untuk membentuk karakter setia terhadap bangsa kita harus mengingat bahwa Indonesia juga memiliki basis teknologi dan sumber daya manusia yang tidak kalah hebat dengan negara lain.

Kita bisa lihat bahwa banyak orang Indonesia yang telah menyumbang berbagai teknologi di dunia, sebagai contohnya B.J. Habibie, seorang profesor yang sangat cerdas. Bahkan kita tahu bahwa anak-anak Indonesia adalah anak-anak yang kreatif dan penuh inovasi. Kita wajib berbangga dan bila perlu kita wajib ikut serta menciptakan sesuatu yang dapat membanggakan bangsa ini.

Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita berusaha. Cintailah bangsa ini, sekalipun masih teramat banyak masalah-masalah mengenai kesejahteraan sosial di negara ini. Negara ini adalah bumi pertiwi tempat kita dilahirkan. Tempat kita kembali jika kelak kita berkelana. Jangan lupakan bangsa ini karena bangsa ini tidak pernah melupakanmu. Cintai dengan tulus dan tetaplah setia pada bangsa Indonesia. Bangsa ini tidak butuh orang yang basa basi tapi bangsa ini butuh sosok jiwa yang peduli.

Mari tingkatkan rasa nasionalisme bangsa. Karena bangsa ini wajib kita jaga. Kalau bukan kita siapa lagi ? Kalau tidak sekarang kapan lagi? -ELD.

Komentar