CERITA UNTUK SAHABAT

Ada sebuah kisah seorang dengan sahabatnya. Seorang itu bukan seorang yang kuat, bahkan ia sangat lemah.  Tetapi orang orang melihatnya sebagai seorang yang kuat.

Dimana seorang itu berlari, ia temui sahabatnya. Tempatnya mengadu apa yang sesungguhnya ia rasakan.

Hari ini dia teriris, namun waktunya tlah usai, seorang itu ingin bercerita dan menangis mencari pundak sahabatnya. Tetapi kembali ku ulang, waktu tlah usai. Sahabatnya tiada. Dia menangis sendiri. Dan mulai saat itu sudah ia putuskan bahwa ia akan selalu menyimpan segala keluh kesahnya sendiri. Ia sadar, sahabatnya tidak selalu di sampingnya tetapi Tuhannya, selalu bersamanya.

Cerita tersebut harusnya membuat kita sadar, jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya. Apakah tersenyum dapat menyembunyikan teriris? Memang ia, namun haruslah kalian tau, menangis sediri saat teriris itu jauh lebih sadis. Sendirian? Disaat harusnya tidak sendirian? Memang menyakitkan.
Sahabat, memang seorang yang hebat. Sekalipun terkadang tidak ada karena adanya kendala. Namun sahabat punya cinta dan cerita serta tak sungkan menyumbang pundaknya. Sudahkah kita jadi sahabat yang baik? Jujur, aku sendiri belum merasa menjadi sahabat yang baik.
Sahabat, terimakasih telah menjadi pundak ketika derai ini menetes. Terimakasih atas semangat jiwa yang kau utarakan atau cukup kau ketik dan kirim kepadaku. Terimakasih sudah membelaku ketika yang lain menjauhiku. Terimakasih sudah ada dalam hidupku. Maafkan aku jika selama ini aku belum bisa jadi sahabat yang baik.

Cerita untuk sahabat, jangan menangis sahabat, ajaklah aku saja agar kita menangis bersama. Karena menangis sendiri itu tidaklah menyenangkan.
Sahabat, terimakasih untuk segalanya.

Komentar