TERUNTUK BAPAK

Bapakku bukanlah seorang pejabat, bukan seorang yang setiap paginya berangkat menuju kantor, bukan orang yang memiliki penghasilan besar per bulannya.

Bapakku tidak bergelar sarjana maupun D3 , bahkan jenjangnya pun tidak sampai bangku putih biru apalagi putih abu abu. 

Taukah kamu (?) Terkadang saat aku melihat teman temanku yang setiap harinya diantar oleh orang tua mereka terutama seorang bapak, aku juga ingin merasakan demikian. Diantar dan dijemput bapak. Namun nyatanya tidak. Tak apa. Sekiranya bapakku sedang berjuang untukku. 

Bapakku, seorang yang setiap harinya pergi untuk mencari rezeki. Dia memang tak selalu mendapat uang setiap hari, tapi lihatlah, aku bisa sampai sini. Karena kerja keras bapakku. 

Bapakku bukan pekerja kantoran, tetapi ia pintar, bahkan ia sangat pintar. Ia sangat senang membuat lelucon dan sangat mahir menasehati putra putrinya. Ia selalu tau yang terbaik. 

Ada yang mengherankan, bapakku tidak sekolah sampai tinggi, ia bukan pejabat maupun dosen_guru juga bukan. Namun taukah kamu, ia sangat mahir menyelesaikan suatu perkara. Ia sangat bijaksana. 

Bapakku tak mengerti rumus sin cos tan, tetapu ia selalu berpikir jauh kedepan. Bapakku sangat hebat. Tak cukuplah kalimat kalimat ini yang aku beri.
Pak, maafkan anakmu ini yang masih seperti ini. Aku berjanji aku akan berjuang untuk membuatmu tersenyum bangga sambil berkata "Itu anakku," 😢
Sehat terus ya pak.
Aku sayang bapak.😢

Komentar