MENDUA

Tanpa kamu sadari, tanpa kamu pikirkan, tanpa aku berkata namun kini aku akui aku telah menduakanmu~ Apakah kamu merasa diduakan (?) Entah. Aku telah menduakanmu dengan tulisan tulisan ini. Duniaku, dunia blogger~

Maafkan. Namun bukankah lebih baik menduakanmu dengan blog ini daripada harus menduakanmu dengan orang lain. Setidaknya itu bukan kesanggupan. Apakah terlalu kasar bahasaku(?) Menduakanmu (?)

Jangan buru buru kesal, karena kamu belum tau inti sarinya. Kenapa aku menduakanmu dengan tulisan, terlalu banyak alasan. Pada intinya aku akan bercerita.
Kamu begitu~ entah. Indah pada saatnya, rese pada waktunya, bijak pada tempatnya, keren pada semestinya, jahat pada masanya, dan kamu menangkan pada intinya. Menenagkan. Saat aku berfikir bahwa aku benar, benar benar BENAR. Namun saat aku berbicara padamu aku bisa jadi salah . Tidak, bukan kehendakmu menyalahkanku, memang aku yang salah. Tidak, bukan menyalahkanmu, memang aku yang mengakui. Disitulah titik pentingnya v": dimana aku tau kesalahanku dan dimana aku tau kebenarannya.
Dimana saat bersamamu aku bisa memperbaiki diri dari sisi burukku.

Kamu begitu~entah. Sejak dan sampai saat ini saja aku masih memandangmu sebagai kamu yang bertepi dan tinggal dibahteraku. Dan nyatanya kenapa aku menduakanmu dengan tulisan tulisan. Kamu tau (?) Karena kamu sulit dijelaskan. Sulit dilukiskan^bila aku seorang pelukis.
Terlalu sulit untuk menyampaikannya. Melontarkan dengan tulisan adalah caraku melukiskanmu dengan menduakanmu. Jangan salahkan tulisan, karena hakikatnya tulisan itu adalah jiwaku yang menceritakan sebagaimana dirimu.
Jangan takut diduakan dengan tulisan, karena tulisan itu yang membuatku ingin semakin sering mengetahui seluk beluk dirimu, dan karena tulisan itu pula diriku ingin tetap bersamamu melukis kisah dan mengukir sejarah dengan tulisan.

ELD

Komentar