Seseorang mungkin menjadi sempurna saat terlukis dalam sebuah
cerpen. Begitu sempurna. Hingga rasa makin percaya bahwa itu nyata. Seseorang
mungkin menjadi amat mengagumkan dalam alunan nada. Lagu yang mewakilkan jiwa. Ketika
mata tak dapat menatap diri yang didamba lupa rasanya bila masih punya rangka.
Sastra. Sastra yang membuatku mampu melukiskan dirinya. Sasta,
tentu saja. Apa yang terselip dalam mata hitam itu. Aku masih bertanya.
Kamu terlalu berharga untuk diabaikan. Memang. Bahkan rindu
tak dapat teracuhkan sedetik jua. Detik yang kupijak saat ini masih membuktikan
seratus persen bahwa daku tak mampu mengabaikanmu. Penyemangatku. Dalam kelabu
terkadang kau yang jadi biru. Ada pula kala dalam biru kau yang jadi kelabu.
Namun disini, jauh disini dalam dasar hati. Tak mampu mengacuhkanmu.
Alasan. Alasan yang membuat diri ini percaya. Tak seperti
yang lain. Sukar terlalu tuk terlontar. Namun ku tau aku mampu. Terlalu tak
bisa mengacuhkanmu.
Hei kamu penyemangatku.. Semangat yaa :)
ELD
Komentar
Posting Komentar