STORY



Kadang, ada kalanya seseorang merasa kesepian. Mungkin Ia bisa memperlihatkan senyuman dan tawa yang melambangkan bahwa Ia tak kesepian sama sekali, secara fisik kesepian bisa dipungkiri. Tapi, hati seseorang yang kesepian tidak. Ada kalanya seseorang merasa sepi. Tiada yang mengerti keadaanya ataupun Ia tidak tau apa yang harus Ia perbuat. Sedih, bingung, dan sepi. Hal paling menyebalkan dalam hidup.
Pernah nggak sih kalian merasa nggak ada yang peduli?
Mungkin memang ada yang peduli, tapi kamu tak mengetahui siapa yang sebenarnya peduli pada dirimu.

Saat ini, banyak yang peduli padaku, tapi aku merasa sepi.
Melihat orang yang aku sayangi terbaring lemas, dengan mata merah, dan wajah pucat. Apa yang harus aku lakukan? Seakan diriku tak berdaya. Apa yang aku rasakan? Itu adalah pertanyaan yang sampai saat ini belum kutemu apa jawabnya. Aku terlalu menyayanginya sehingga ragaku merasa bahwa akulah orang yang saat ini terbaring lemas. Mungkin berlebihan, namun aku jujur dengan apa yang aku rasakan. Aku menangis. Aku ingin berucap, namun terlalu banyak ungkapan yang ada dalam pikiranku sehingga bibir ini beku. Tiada satu kata pun yang terucap. Yang kubisa saat ini hanya menangis, berdoa, serta meratapi apa yang terjadi padaku.

Aku harap DIA orang yang aku sayangi cepat tersenyum kembali.

Ceritaku belum sampai pada ujungnya. Malam itu kubuka ponselku, kuterima pesan dari kawan lamaku. Ia bergurau padaku sampai Ia berkata bahwa Ia telah mengalami kecelakaan bahunya luka dalam, wajah, tangan dan kakinya terluka dan Ia mengatakan bahwa rasanya sangat sakit. Apa dayaku yang hanya sebagai teman. Kata-katanya membuatku sedih dan tak kuasa membendung tangis. Belum cukup mendengar orang yang aku sayangi sedang terbaring lemas ditambah dengan kawanku yang ikut terkena musibah. Aku kembali bertanya pada diriku sendiri. Apa yang aku rasakan? Pertanyaan yang masih belum kutemu jawabanya namun aku telah merasakannya. Terlalu sulit aku untuk menjelaskan semua itu.

Belum berakhir, ketika hari itu aku rindu sahabat yang telah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Aku mengirim pesan singkat untuknya dan berharap mendapat balasan yang sesuai dengan apa yang aku pikirkan, namun apa? Yang kudapat adalah pertanyaan “MAAF INI SIAPA YA?” aku kembali bertanya pada diriku sendiri. Apa yang aku rasakan? Dan kini kutemu jawabannya.
Rasanya itu sakit, sakit sekali. Mendengar seorang yang selalu ada saat apaun kamu tak mengenal siapa dirimu. Rasanya menangis pun tak cukup untuk meluapkan semua itu.
Rasanya sedih, amat sedih melihat orang yang kita sayangi terbaring sakit. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan. Pikiran terasa kosong. Hampa.
Dan rasanya tak berdaya ketika kawanmu mengatakan padamu hal yang membuatnya merasa sangat sakit dengan menyebut namamu. Saatitu aku merasa bahwa aku adalah tempat dimana kawanku dapat bercerita tentang apa yang Ia rasakan.

Satu hal yang saat ini tidak aku pertanyakan. Dan aku telah menemukan jawabanyya. Sesungguhnya mereka adalah orang yang amat berharga dan pelukis cerita dalam hidupku, maka seharusnya aku berbanggalah memiliki mereka. Meskipun sakit,sedih dan tak berdaya aku rasakan karena mereka, aku amat bahagia karena memiliki sepenggal kenangan bersama mereka, orang yang aku sayangi.

@E18

Komentar